Membunuh/Dibunuh Dalam Persepsi
*
Ilmu tak pernah mengenal Musyawarah. Ilmu tak mengenal kompromi.
Yang benar tetap benar & yang salahpun tetaplah salah.
Musyawarah & kompromi hanya ada dalam sikap-sikap sosial kemasyarakatan,
bukan dalam masalah argumentasi atau keilmuan.
**
Kebenaran hakiki hanyalah satu.
Tetapi karena kadar informasi dari kebenaran itu beragam,
dan daya serap terhadap informasi masing-masing berbeda,
sehingga tingkat pemahaman manusia terhadap kebenaran pun berbeda.
Semoga kita tidak tergesa-gesa untuk memutuskan hukum,
batil, musyrik, atau kafir, apalagi munafik... kepada orang lain...
hanya karena dia tidak sama dengan ilmu kita.
***
Semoga kita senantiasa meneguhkan tujuan & niat serta perjuangan kita
untuk selalu mencari kebenaran, mengambilnya & menyatu dengan kebenaran itu.
Tiada yang boleh menghentikan perjuangan itu,
kecuali ketidakmampuan dan kematian.
Dari sinilah seluruh baik-buruk seseorang diukur.
Dan mutu kehidupan seseorang ditentukan !!
Sesiapa yang berada pada posisi benar (tidak egois, tidak emosional, tidak maksiat), maka baginya, apapun yang terjadi adalah baik dan berkah, ia tengah menapaki jalur ketenteraman dan kesuksesan. Sebaliknya, sesiapa yang berada pada posisi salah, apapun yang terjadi padanya adalah buruk, tak berkah, ia tengah berada di jalur kegalauan dan kegagalan."Detik ini saya harus pada posisi benar", selebihnya, akibat-akibat logisnya akan mengikuti, merentangkan jalan menuju Sumber Kesempurnaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar