IFTITAH
Kita hidup ditengah berbagai alternatif.
Kehendak bebas kita mengemban tugas
untuk memilih alternatif mana yang menguntungkan.
Apabila kita salah memilih, kita terpaksa menanggung konsekuensinya.
Kita telah memmilih teman, memilih jurusan pendidikan, & telah memilih jenis
pekerjaan.
Masalah yang akan kita angkat dalam "Berebut Kebenaran" ini adalah...
Sudahkah kita memilih agama?
Yang dengannya kesuksesan dunia & akhirat kita ditentukan?
Sudahkah kita serius dalam memilih,
melebihi keseriusan pada saat kita memilih teman hidup?
Logiskah kita memilih tanpa membanding?
Apakah keberagamaan Anda merupakan hasil kerja membanding Anda?
Atau sekedar ikut arus lingkungan & warisan orang tua/nenek moyang?
Adakah Anda merasa kesulitan dalam membanding agama-agama?
Mempelajari satu agama saja sebegitu sulit & rumit,
bagaimana mungkin untuk membanding agama-agama?
Adakah kaidah-kaidah praktis dalam membanding?
Adakah sistematika membanding yang efektif?BB
Sesiapa yang berada pada posisi benar (tidak egois, tidak emosional, tidak maksiat), maka baginya, apapun yang terjadi adalah baik dan berkah, ia tengah menapaki jalur ketenteraman dan kesuksesan. Sebaliknya, sesiapa yang berada pada posisi salah, apapun yang terjadi padanya adalah buruk, tak berkah, ia tengah berada di jalur kegalauan dan kegagalan."Detik ini saya harus pada posisi benar", selebihnya, akibat-akibat logisnya akan mengikuti, merentangkan jalan menuju Sumber Kesempurnaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar